Breaking News

Intranet Jadi Pintu Emas AI Lokal Iran


Di tengah dinamika geopolitik dan tekanan sanksi internasional, Iran memilih jalur strategis untuk membangun kedaulatan digital melalui penguatan jaringan intranet nasional. Langkah pemutusan akses internet global baru-baru ini akibat meningkatnya serangan siber justru membuka peluang baru di sektor teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Dengan seluruh infrastruktur data kini berada di bawah kontrol negara, Iran melihat kesempatan emas untuk mengembangkan ekosistem AI yang berbasis pada kebutuhan dan karakteristik lokal masyarakatnya.

Dengan tidak adanya dominasi raksasa teknologi asing seperti Google, Meta, atau OpenAI, perusahaan teknologi Iran kini memiliki ruang lebih luas untuk mengembangkan layanan AI mandiri yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Jaringan intranet nasional—yang dikenal sebagai National Information Network (NIN)—menyediakan lahan eksklusif bagi para inovator Iran untuk menguji, melatih, dan mengimplementasikan algoritma tanpa kompetisi luar negeri yang agresif.

Sebagaimana yang terjadi di Tiongkok pada dua dekade terakhir, keterbatasan akses ke platform global justru memacu lahirnya aplikasi dan perusahaan teknologi besar berbasis domestik. Model yang sama kini mulai diterapkan Iran. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk pendanaan, pelatihan, dan preferensi regulasi bagi platform lokal memungkinkan teknologi AI berkembang pesat dalam kerangka kedaulatan digital.

Melalui NIN, pengguna di Iran dapat mengakses berbagai aplikasi lokal yang telah dioptimalkan untuk berjalan secara mandiri tanpa koneksi internet global. Beberapa di antaranya telah mulai mengintegrasikan fitur AI, mulai dari asisten virtual, penyaringan konten otomatis, hingga pengenalan suara dan gambar. Pemerintah Iran bahkan mendorong penciptaan model bahasa lokal berbasis AI yang dirancang khusus untuk bahasa Persia dan dialek-dialek nasional lainnya.

Saat ini, sedikitnya terdapat sepuluh aplikasi lokal berbasis intranet yang populer dan menjadi tulang punggung kehidupan digital di Iran. Pertama, Soroush Plus adalah aplikasi pesan instan multifungsi dengan fitur chat AI, channel publik, dan layanan pembayaran daring. Kedua, Rubika, aplikasi multifungsi yang menggabungkan streaming, pembayaran, toko daring, serta asisten digital berbasis AI untuk rekomendasi konten.

Ketiga, Aparat, sebagai pengganti YouTube, kini tengah mengembangkan sistem kurasi konten otomatis berbasis AI untuk menyaring dan merekomendasikan video sesuai minat pengguna. Keempat, Snapp, aplikasi transportasi daring seperti Uber versi Iran, mulai mengembangkan prediksi permintaan dan rute optimal menggunakan machine learning. Kelima, Bale, aplikasi perpesanan dan keuangan yang juga mengintegrasikan AI chatbot untuk keperluan pelanggan dan notifikasi pintar.

Keenam, Eitaa, aplikasi perpesanan yang mendukung komunikasi organisasi dan pendidikan, kini mulai mengembangkan sistem klasifikasi pesan otomatis berbasis AI. Ketujuh, Lenzor, platform berbagi foto mirip Instagram, sedang mengembangkan fitur pengenalan wajah dan rekomendasi berbasis AI lokal. Kedelapan, Gap Messenger, yang digunakan dalam komunikasi internal lembaga negara dan perusahaan, juga mengembangkan asisten berbasis teks otomatis untuk menjawab pertanyaan umum.

Kesembilan, Shad, platform pendidikan daring nasional, telah mulai menerapkan personalisasi pembelajaran melalui sistem rekomendasi materi berbasis perilaku siswa. Kesepuluh, Nobitex, bursa mata uang kripto Iran, mengembangkan sistem analitik risiko dan prediksi harga berbasis AI dengan data pasar lokal yang terintegrasi ke intranet.

Semua aplikasi ini dikembangkan dalam ekosistem yang terkonsentrasi di dalam negeri, memungkinkan pengembang lokal mengakses data masif pengguna Iran secara legal dan efisien. Data yang bersumber dari intranet ini menjadi aset penting untuk melatih model AI nasional, khususnya dalam bidang bahasa, perilaku, dan kebutuhan sosial masyarakat Iran.

Selain itu, pemerintah Iran tengah menggulirkan program besar pengembangan Iranian Large Language Model (ILLM), proyek ambisius yang bertujuan menciptakan model kecerdasan buatan berbahasa Persia layaknya GPT dalam bahasa Inggris. Proyek ini dikerjakan oleh kolaborasi antara universitas, lembaga riset, dan perusahaan teknologi dalam negeri, dan dirancang agar kompatibel dengan seluruh aplikasi berbasis NIN.

Langkah Iran ini tak hanya menjadi solusi menghadapi embargo dan perang siber, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Sektor AI lokal diproyeksikan akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, baik dalam bidang teknis, analisis data, hingga layanan konsumen. Pemerintah juga berencana menjadikan AI sebagai bagian integral dari transformasi sektor pendidikan, kesehatan, keamanan, dan administrasi publik.

Banyak kalangan melihat bahwa dalam lima tahun ke depan, Iran bisa menjadi salah satu pemain utama dalam pengembangan AI lokal di kawasan Asia Barat. Terlebih dengan infrastruktur digital yang sudah terkontrol penuh dan insentif regulasi yang mendukung, Iran berada dalam posisi unik untuk melahirkan produk-produk teknologi berbasis AI yang dirancang khusus bagi pasar regional.

Langkah pemutusan internet global yang sebelumnya dipandang sebagai kemunduran, kini justru menjadi titik awal transformasi digital nasional yang lebih mandiri. Dengan intranet sebagai landasan, dan AI sebagai mesin penggeraknya, Iran tengah membangun jalan alternatif menuju kedaulatan teknologi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Jika Iran berhasil mengembangkan ekosistem AI yang solid melalui jaringan tertutup ini, bukan tidak mungkin negeri tersebut akan menjadi pusat inovasi digital regional yang bisa memberi pengaruh positif di luar batas geopolitik tradisional. Intranet bukanlah penjara digital, melainkan fondasi kemandirian—dan Iran memilih berdiri di atasnya untuk masa depan teknologi yang lebih berpihak pada bangsa sendiri.

Dibuat oleh AI

No comments